Mikroba dalam Air Minum Isi Ulang: Risiko Kesehatan dan Cara Mengatasinya
Air merupakan
kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia
memanfaatkan air untuk berbagai aktivitas sehari-hari seperti minum, mandi,
memasak, mencuci, dan keperluan lainnya. Kebutuhan akan air bervariasi di
setiap tempat dan dalam setiap tingkatan kehidupan. Semakin tinggi standar
kebutuhan manusia, semakin besar pula jumlah air yang diperlukan. Masalah utama
yang dihadapi dalam pengolahan air adalah peningkatan tingkat pencemaran, baik
berasal dari limbah rumah tangga maupun limbah industri. Oleh karena itu, upaya
terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air yang memenuhi persyaratan,
terutama untuk kebutuhan air minum.
Depot air minum
isi ulang merupakan jenis usaha industri yang menjual air minum langsung kepada
konsumen setelah melalui proses pengolahan dari air baku. Air minum isi ulang
seringkali dijual dengan harga lebih terjangkau dibandingkan produk air minum
dalam kemasan merek terkenal, sehingga banyak masyarakat beralih ke layanan
ini. Namun demikian, air minum isi ulang harus tetap memenuhi standar kualitas
yang telah ditetapkan. Meskipun depot air minum isi ulang tersebar luas di
berbagai lokasi, kualitas air yang dihasilkan masih dipertanyakan karena adanya
kekhawatiran bahwa penanganan dan pengolahan air tersebut kurang baik yang
dapat mengakibatkan kontaminasi mikroba patogen. Oleh karena itu, pemeriksaan
secara berkala terhadap kualitas bakteriologis air minum, termasuk air minum
isi ulang, sangat penting dilakukan untuk memastikan keamanan konsumsi air.
1. Jenis Bakteri Yang Dapat Terkontaminasi Pada Air Minum Isi Ulang
·
Air
minum isi ulang bisa tercemar oleh berbagai jenis bakteri berbahaya bagi
kesehatan manusia. Beberapa bakteri yang dapat ditemukan dalam air minum isi
ulang meliputi:
· Escherichia coli (E. Coli): Kehadiran E. Coli dalam air minum isi ulang bisa
mengakibatkan infeksi pada manusia yang menimbulkan gejala seperti diare, sakit
perut, dan kram perut.
·
Salmonella:
Air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh salmonella dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan manusia yang dikenal sebagai
salmonelosis. Gejala yang muncul biasanya termasuk diare, mual, muntah, demam,
dan sakit perut.
· Clostridium perfringens: Bakteri Clostridium perfringens dalam air minum isi ulang dapat
menghasilkan toksin yang bisa menyebabkan diare, kram perut, dan sakit perut.
·
Pseudomonas aeruginosa: Kehadiran Pseudomonas aeruginosa dalam air minum isi ulang
dapat menyebabkan diare, infeksi saluran kemih, pneumonia, dan penyakit pada
paru-paru.
2. Faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada air minum isi ulang
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberadaan bakteri dalam air
minum isi ulang. Berikut adalah beberapa hal yang berkontribusi terhadap kemungkinan
adanya bakteri dalam air minum isi ulang:
· Kondisi
kebersihan operator: Kurangnya perhatian pada kebersihan operator selama proses
pengolahan air bisa menjadi penyebab adanya bakteri dalam air minum isi ulang.
· Efektivitas
desinfeksi: Kurangnya efektivitas dalam proses desinfeksi air minum isi ulang
dapat memungkinkan pertumbuhan bakteri.
·
Pencemaran
pada sumber air mentah: Kontaminasi mikroorganisme pada sumber air mentah dapat
menjadi penyebab bakteri dalam air minum isi ulang.
· Kontaminasi
peralatan dan kurangnya pemeliharaan: Peralatan yang terkontaminasi dan
pemeliharaan yang kurang tepat dapat menyebabkan bakteri dalam air minum isi
ulang.
· Pengawasan
sanitasi dan higiene: Kurangnya pengawasan terhadap sanitasi dan higiene selama
proses pengolahan air juga dapat menjadi penyebab bakteri dalam air minum isi
ulang.
· Kualitas
sumber air: Kualitas sumber air yang buruk juga dapat memicu pertumbuhan
bakteri dalam air minum isi ulang.
Kehadiran bakteri dalam air minum isi ulang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada saluran pencernaan dan pernapasan. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memastikan kebersihan dan kualitas sumber air, serta menjaga
standar sanitasi yang tepat selama proses pengolahan air guna mencegah adanya
bakteri dalam air minum isi ulang.
3. Cara Meningkatkan Kebersihan Operator Pada Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang
Untuk memperbaiki kebersihan operator dalam proses pengolahan air minum isi ulang, diperlukan pelatihan bagi para operator mengenai pentingnya kebersihan dan sanitasi dalam proses tersebut. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa para operator menggunakan peralatan pelindung diri seperti masker, dan sarung tangan disaat melaksanakan proses pengolahan air. Pengawasan pada operator juga penting dilakukan guna memastikan bahwa mereka menjaga kebersihan diri dan lingkungan kerja selama proses tersebut berlangsung.
4. Cara Mengelola Peralatan Pengolahan Air Minum Isi Ulang Agar Tidak Terkontaminasi Bakteri
Pembersihan serta pemeliharaan rutin pada peralatan dilakukan secara
berkala untuk mencegah kemungkinan adanya bakteri yang terkontaminasi. Hal ini
dilakukan dengan memastikan kebersihan dan sanitasi lingkungan kerja, termasuk
area pengolahan air, pipa pengisian, dan sekitar lokasi depot. Penggunaan bahan
kimia yang tepat dan efektif juga diterapkan untuk membersihkan peralatan dan
lingkungan kerja. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat
meningkatkan tingkat kebersihan operator dalam proses pengolahan air minum isi
ulang dan mengurangi risiko terjadinya kontaminasi bakteri pada air minum isi
ulang.
Referesi:
Aldelina, H., Sahputri, J., & Novalia, V. (2023). Hubungan Higiene
Sanitasi Depot Air Minum dengan Keberadaan Escherichia Coli pada Air Minum Isi
Ulang di Kota Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 6(2),
235-243.
Joko, T., & Darundiati, Y. H. (2021). Hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 20(2), 75-82.
Radji, M., Oktavia, H., & Suryadi, H. (2008). Pemeriksaan bakteriologis air minum isi ulang di beberapa depo air minum isi ulang di daerah Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Majalah ilmu kefarmasian, 5(2), 6.
Rosita, N. (2014). Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang Beberapa Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Tangerang Selatan. Jurnal Kimia Valensi, 4(2), 134-141.
P., Porotu’o, J., & Waworuntu, O. (2014). Identifikasi bakteri pada
depot air minum isi ulang di Kota Manado. eBiomedik, 2(2).
Saba, R. I., Maddusa, S. S., & Umboh, J. M. (2019). Higiene sanitasi dan kandungan bakteri pada depot air minum isi ulang (damiu) di wilayah kerja Puskesmas Aertembaga Kota Bitung. KESMAS, 8(3).
Utami, E. S., Martini, M., Saraswati, L. D., & Purwantisari, S. (2018). Hubungan kualitas mikrobiologi air baku dan higiene sanitasi dengan cemaran mikroba pada air minum isi ulang di kecamatan tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 6(1), 236-244.
Komentar
Posting Komentar