LAPORAN PEMERIKSAAN BAKTERI E.COLI, SALMONELLA, VIBRIO, DAN SHIGELLA PADA MAKANAN DAN MINUMAN
“LAPORAN
PEMERIKSAAN BAKTERI E.COLI, SALMONELLA,
VIBRIO, DAN SHIGELLA PADA MAKANAN DAN MINUMAN”
Oleh:
FATMAWATI RAHIM
PO.71.4.221.15.1.056
D-IV II B
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI
D.IV
2017
PEMERIKSAAN
VIBRIO CHOLERA
A. DASAR
TEORI
Vibrio cholerae
adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family Vibrionaceae selain dari
Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan bagian dari genus Vibrio. Vibrio
cholerae banyak ditemui di permukaan air yang terkontaminasi dengan feces
yang mengandung kuman tersebut, oleh karena itu penularan penyakit kolera ini
dapat melalui air, makanan dan sanitasi yangburuk.
Oleh karena itu penularan penyakit
kolera dapat melalui air, makanan san sanitasi yang buruk. Beberapa jenis
vibrio lain yang penting dalam kehidupan antara lain: Vibrio choleraserogroup
01 dan 0139 penyebab kolera epidemic dan pandemic. Vibrio cholera serogroup
01 dan non 0139 penyebab diare sejenis kolera, tapi gejala diare lebih ringan
dan jarang ditemukan infeksi ekstra intestinal.
FilippoPacini (1854),
seorang ahli anatomi dari Italia merupakan penemu pertamaVibrio
cholerae, Pada tahun 1854, Filippo Pacini mengungkapkan penemuannya tentang
bakteri Vibrio cholerae
yang menjadi penyebab utama penyakit kolera, namun teori ini banyak diabaikan
sampai ditemukan kembali oleh Robert Koch. DokterJerman Robert Koch (1884), seperti sebagian besarkomunitas
ilmiah lainya,
tidak
penemuanPacinidi Universityof Florence. SejaktemuanKochsekitar tiga
puluh tahun kemudian akhirnya
diterima olehrekan-rekanilmiah, dansecara luastahudalam pers populer, ia
menjadipenemuyang diakuidariorganismepenyebab kolera.
Bakteri
ini bisa hidup dan berkembang pada keadaan aerob atau anaerob (anaerob fakultatif).Vibrio
choleraeberukuran panjang 2-4 um(Gambar 1). Pada isolasi, Vibrio cholerae
menghasilkan katalase dan oksidase. V. cholerae tidak tahan dengan suasana asam
dan tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0-9,5). Air dengan kadar garam tinggi
seperti air laut adalah tempat hidup alami dari bakteri ini.
Tidak
memiliki kapsul dan tidak berspora. Pada kultur dijumpai koloni yang cembung
(convex), halus dan bulat yang keruh (opaque) dan bergranul bila disinari
Vibrio
cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk pertumbuhan
pada suhu 18-37°C. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk media
tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan
nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose
(TCBS), yang menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media TTGA
(Telurite-taurocholate-gelatin-agar).Gambar 2 menunjukkan Vibrio Cholerae pada
media TCBS Selama 18 jam pada suhu 37°C menghasilkan koloni berwarna kuning.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui alat dan bahan yang
digunakan dalam pemeriksaan Vibrio
2. Untuk mengetahui cara
mengidentifikasi Vibrio pada sampel makanan dan minuman
3. Untuk mengetahui cara menentukan
jenis Vibriopada sampel makanan dan minuman.
C. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Pipet ukur 10 ml
d. Petridish
e. Beacker glass
f. Tabung durham
g. Incubator
h. Autoclave
i. Lampu spiritus
j. Balp
k. Ose
2. Bahan :
a. Sampel makanan
b. Air pepton alkalis
c. TSIA
d. KIA
e. Media gula-gula
f. Aquadest
D. PROSEDUR
PEMERIKSAAN
1. Hari I
a. Timbang sampel sebanyak 5 gr.
b. Diblender dengan air pepton pengencer
sebanyak 45 ml .
c. Pipet 1 ml sampel, masukkan ke dalam media
pengaya / penyubur ( Pepton Alkalis).
d. Inkubasikan dalam inkubator selama 1 x 24 jam
dengan suhu 35-37˚C
2. Hari II
a. Amati sampel yang telah diinkubasikan pada
Hari I.
b. Karena sampel yang diperiksa positif, dengan
ciri-ciri air keruh, biru kehijauan, tes dilanjutkan.
c. Dari tabung yang positif pada Pepton Alkalis,
diambil 1-2 mata ose.
d. Masukkan ke dalam media TSIA dengan cara
dizig-zag, inkubasikan kembali selama 1 x 24 jam dengan suhu 35-37˚C.
3. Hari III
a.
Amati sampel yang telah diinkubasikan pada Hari II.
b.
Karena sampel yang diperiksa pada Hari II positif, dengan
ciri-ciri terdapat lereng berwarna merah, dasar kuning serta tusuk tidak hitam,
tes dilanjutkan.
c. Dari sampel yang positif pada media
TSIA, diambil 1-2 mata ose koloni.
d. Tanam pada media TSIA dan Media
Gula-gula (Lactosa, Sakarosa, Glukosa, Manit, Maltosa.
e.
Inkubasikan selama 1 x 24 jam dengan suhu 35-37˚C.
4. Hari IV
a. Amati sampel yang diinkubasikan pada Hari
III.
b. Hasil yang didapatkan dari praktikum pada
pembacaan hasil hari terakhir adalah negatif Vibrio.
A. HASIL
1. Makanan
·
Sampel : Martabak
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : jl. Rappocini (depan lorong 6)
·
Waktu : 17.00 wita
2. Minuman
·
Sampel : Es sirup pink
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : Pasar Sentral
·
Waktu : 13.35 wita
Adapun
hasil dari pemeriksaan vibrio cholera pada sampel makanan dan minuman yang telah dikelola adalah:
No
|
Hari/Media
|
Keterangan
|
1
|
Hari I
(penanaman pada media Pepton Alkalis)
|
Penanaman
|
2
|
Hari II
(penanaman pada media TSIA)
|
(-) positif media Pepton Alkalis,
dengan ciri :biru kehijauan
|
Makanan : (-) negative
Minuman : (-) negative
B. ANALISA
HASIL
Berdasarkanhasil
yang di dapatkan pada pemeriksaan Vibrio cholera pada makanan dan minuman
didapatkan bahwa sampel Martabak dan Es sirup pink negative (-) Vibrio cholera.Di karenakan pada
sampel makanan bahannya tidak menggunakan hasil seafood seperti udang, ikan,
dan sebagainya, karena bakteri Vibrio cholera sering di dapatkan pada makanan
seafood, bahkan pada cara pengolahan yang salah pun seperti menggunakan
peralatan dapur yang tidak hygiene dan kondisi lingkungan tempat mengolah
makanan yang kurang baik.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa di atas maka di simpulkan sampel Martabak
dan Es warna pink tidak mengandung bakteri Vibrio cholera
PEMERIKSAAN
ESCHERICHIA
COLI
C. DASAR
TEORI
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakterigram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich
ini dapat ditemukan dalam usus besarmanusia. Kebanyakan
E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan
yang serius pada manusia yaitu diare berdarah
karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin.[1] Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit
28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.[1]
Sumber
bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger
yang belum matang.E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan
manusia dengan memproduksi vitamin K2,
atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan
dalam teknologi rekayasa genetika.
Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen
tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di
eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan
melarang mengimpor sayuran dari luar.
E.
coli menjadi patogen jika jumlah
bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus.E.
coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare.E.
coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel
epitel (jawetz et al., 1995).Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung
pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang
disebabkan oleh bakteri lain (jawetz et al., 1995). Penyakit yang
disebabkan oleh E. coli yaitu :
1.
Infeksi saluran kemih
E.
coli merupakan penyebab infeksi
saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda.Gejala dan tanda-tandanya antara
lain sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria.Nyeri pinggang berhubungan
dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
2.
Diare
E.
coli yang menyebabkan diare
banyak ditemukan di seluruh dunia.E. coli diklasifikasikan oleh ciri
khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompokmenimbulkan penyakit melalui
mekanisme yang berbeda.
3. Sepsis
Bila pertahanan
inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran darah dan
menyebabkan sepsis.
4. Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama
meningitis pada bayi.E. coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus
meningitis neonatal (Jawetz et al., 1996).
E. TUJUAN
4.
Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan E.Coli
5.
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi E.Coli pada
sampel makanan dan minuman
6.
Untuk mengetahui cara menentukan jenis E.Coli pada
sampel makanan dan minuman.
F. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Timbangan
b. Glass
Erlemenyer
c. Incubator
d. Tabung
reaksi
e. Petridish
f. Lampu
spritus
g. Ose
h. Beacker glass
i.
Blender
j.
Gelas ukur
k. Batang
pengaduk
l.
Autoclave
2.
Bahan
a. Sampel Makanan dan minuman
b. Aquadest
c. Media penyubur SSL
d. Media E.C.Medium
e. Media Endo Agar
D. PROSEDUR
KERJA
1. Hari I
a. Pipet 1 ml sampel masukkan ke dalam
media pengaya / penyubur (SSL).
b.
Karena sampel sudah dalam bentuk cairan tidak dilakukan
pengenceran
c. Inkubasikan dalam inkubator selama 1
x 24 jam dengan suhu 35-37˚C
2. Hari II
a. Amati sampel yang telah
diinkubasikan pada Hari I.
b. Karena sampel yang diperiksa
positif, dengan ciri-ciri terdapat gelembung gas pada tabung durham dan warna
dari sampel keruh, tes dilanjutkan.
c. Dari tabung yang positif pada media
SSL, diambil 1-2 mata ose.
d. Masukkan ke tabung E.C Medium,
inkubasikan kembali selama 1 x 24 jam dengan suhu 44,5˚C.
e. Jika sampel negatif dilanjutkan
kembali untuk inkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 44,5˚C.
3. Hari III
a. Amati sampel yang telah
diinkubasikan pada Hari II.
b. Karena sampel yang diperiksa pada
Hari II positif, dengan ciri-ciri terdapat gelembung gas pada tabung durham.
c. Dari tabung yang positif pada media
E.C.Medium, diambil 1-2 mata ose koloni.
d. Zig-zag pada media Endo Agar padat,
e. Inkubasikan selama 1 x 24 jam dengan
suhu 35-37˚C.
4. Hari IV
a. Amati sampel yang diinkubasikan pada
Hari III.
b. Hasil yang didapatkan dari praktikum
pada pembacaan hasil hari terakhir adalah negatif E.Coli.
E. HASIL
3. Makanan
·
Sampel : Martabak
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : jl. Rappocini (depan lorong 6)
·
Waktu : 17.00 wita
4. Minuman
·
Sampel : Es sirup pink
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : Pasar Sentral
·
Waktu : 13.35 wita
No
|
Hari/Media
|
Keterangan
|
1
|
Hari I (penanaman pada media SSL)
|
Penanaman
|
2
|
Hari II (penanaman pada media
E.C.Medium)
|
(+) positif media SSL, dengan ciri
: terdapat gelembung gas dan warna keruh pada tabung durham
|
3
|
Hari III (penanaman pada media
Endo Agar)
|
(-) negative media Endo Agar
|
F. ANALISA
HASIL
Berdasarkan
hasil yang di dapatkan pada pemeriksaan E. coli pada sampel Martabak dan Es
sirup warna pink di dapatkan pada media SSL dan EC medium positif sedangkan
Endo agar negative, itu berarti sampel tidak mengandung E. coli. Tapi saat
peletakan media endo agar terjadi kesalahan posisi, di mana cawan petridish
tidak diletakkan secara terbalik, tutup cawan petridish ada di atas sedangkan
sampel ada di bawah. Posisi cawan petridish dilakukan untuk menghindari uap air
hasil metabolism bakteri yang akan menetes dari tutup cawan ke permukaan media
Endo agar.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa di atas maka di simpulkan sampel
Martabak dan Es warna pink pada media SSL dan EC Medium negate, sedangkan pada
media Endo agar positif, berarti sampel tidak mengandung E.coli, tetapi
memungkinkan adanya bakteri lain dalam sampel, karena pada media pertama dan
kedua hasilnuya positif.
A. DASAR
TEORI
Shigella adalah genus dari Gram-negatif,
non-motil,
bakteriendospor
berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli
dan Salmonella.
Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis
pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi
tidak pada mamalia lainnya.
Pemasukan hanya 200 basil Shigella dapat
mengakibatkan infeksi dan Shigella dapat bertahan terhadap keasaman sekresi
lambung selama 4 jam. Sesudah masuk melalui mulut dan mencapai usus, bakteri
invasif ini di dalam usus besar memperbanyak diri. Shigella sebagai penyebab
diare mempunyai 3 faktor virulensi yaitu :
– Dinding polisakarida sebagai antigen halus
– Kemampuan mengadakan invasi enterosit dan
proliferasi
– Mengeluarkan toksin sesudah menembus sel
Struktur kimiawi dari dinding sel tubuh bakteri
ini dapat berlaku sebagai antigen O (somatic) adalah sesuatu yang penting dalam
proses interaksi bakteri shigella dengan sel enterosit. Dupont (1972) dan
Levine (1973) mengutarakan bahwa Shigella seperti Salmonella setelah menembus
enterosit dan berkembang didalamnya sehingga menyebabkan kerusakan sel
enterosit tersebut. Peradangan mukosa memerlukan hasil metabolit dari kedua
bakteri dan enterosit, sehingga merangsang proses endositosis sel-sel yang
bukan fagositosik untuk menarik bakteri ke dalam vakuola intrasel, yang mana
bakteri akan memperbanyak diri sehingga menyebabkan sel pecah dan bakteri akan
menyebar ke sekitarnya serta menimbulkan kerusakan mukosa usus. Sifat invasif
dan pembelahan intrasel dari bakteri ini terletak dalam plasmid yang luas dari
kromosom bakteri Shigella.
G. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan Shigella
2.
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi Shigellapada sampel makanan dan minuman
3.
Untuk mengetahui cara menentukan jenis Shigellapada sampel makanan dan minuman.
H. ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
–alat
·
Tabung reaksi
·
Gelas ukur
·
Pipet ukur 10 ml
·
Petridish
·
Beaker glass
·
Tabung duham
·
Incubator
·
Autoclave
·
Lampu spritus
·
Balp
·
Ose
2.
Bahan-bahan
:
·
Sampel makanan dan minuman
·
Media SS Agar
·
Media TSIA
·
Media gula-gula (uji
biokimia)
G. PROSEDUR
KERJA
I.
Hari
pertama
a. Sampel
yang telah dihaluskan ditanam pada media SS Agar secara 4 kuadran menggunakan
ose yang telah di plambir
b. Kemudian
media diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 ͦ C
II.
Hari
Kedua
a. Amati
media SS Agar pada petri, apabila terdapat koloni bening putih, kecil-kecil
maka lanjutkan penanaman pada media TSIA
b. Ambil
1-2 mata ose yang telah diplambir kemudian zig-zag pada lereng TSIA dari atas
ke bawah lalu tusuk hingga ke permukaan tabung.
c. Eramkan
selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 ͦ C
III.
Hari
ketiga
a. Amati
media TSIA, apabila terjadi perubahan warna pada lereng menjadi merah rose ,
dasar kuning dan tidak terdapat gas, hitam tusukan maka positif maka
dilanjutkan pada uji biokimia / media gula-gula
b. Ambil
sampel yang positif menggunakan ose , lalu masukkan pada media gula-gula secara
berurutan (mal, man, sac, lac, glu)
c. Inkubasi
selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 ͦ C
IV. Hari
keempat
Lakukan
pembacaan menggunakan tabel untuk menentukan jenis salmonella.
H. HASIL
5. Makanan
·
Sampel : Martabak
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : jl. Rappocini (depan lorong 6)
·
Waktu : 17.00 wita
6. Minuman
·
Sampel : Es sirup pink
·
Tanggal : 21 Mei 2017
·
Tempat : Pasar Sentral
·
Waktu : 13.35 wita
No
|
Hari/Media
|
Keterangan
|
1
|
Hari I (penanaman pada SS agar)
|
Penanaman
|
2
|
Hari II (penanaman pada media SS Agar Padat)
|
(-) negatif media SS agar, dengan ciri :tidak terdapat koloni bening putih dan
kecil-kecil.
|
Makanan : (-) negative
Minuman : (-) negative
I. ANALISA
HASIL
Dari hasil
praktikum pemeriksaan Shigella pada makanan dan minuman yang di lakukan di
laboratorium mikroba, martabak dan Es sirup pink tidak mengandung Shigella
karena hasil pemeriksaannya negative (-) pada media SS agar, sehingga tidak di
lanjutkan pada pemeriksaan TSIA. Shigella merupakan bakteri aerob dan
fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4-7,8 dan suhu pertumbuhan optimum 35
derajat celcius.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa di atas maka disimpulkan
Martabak dan Es sirup warna pink tersebut negatif (-) Shigella. Adapun beberapa
factor yang menyebabkan kontaminasi bakteri tersebut adalah penjamah
makanan,peralatan yang digunakan,bahan yang digunakan dan tempat pengolahan
yang tidak bersih.
PEMERIKSAAN
SALMONELLA
A. DASAR
TEORI
Salmonellosis
disebabkan oleh infeksi dengan bakteri yang dikenal sebagai Salmonella. Di
Australia, kebanyakan infeksi Salmonella terjadi setelah makan makanan tercemar
atau adakalanya setelah kontak dengan orang lain yang terinfeksi.Salmonella
sp adalah
jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, motil (bergerak
dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang bersifat
fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea.Ukurannya 2 - 4 mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh pada
suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi
fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol,
DNAse , fenilalanin deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi
sukrosa dan laktosa.
Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan
menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu
hangat dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu
sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam. Orang yang terinfeksi Salmonella sering mengalami
sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah.Gejala sering
mulai timbul 6-72 jam setelah infeksi.Gejala biasanya berlanjut selama 4-7
hari, adakalanya jauh lebih lama.Salmonella ditularkan kepada manusia terutama
sewaktu makan makanan yang tidak cukup matang dari binatang yang terinfeksi
(yaitu daging, ayam, telur dan produknya). Penularan melalui ‘pencemaran
silang’ terjadi apabila Salmonella mencemari makanan yang siap dimakan:
misalnya, apabila makanan yang tidak akandimasak lagi dipotong dengan pisau
tercemar atau melalui tangan pengendali makanan yang terinfeksi. Salmonella
dapat menular dari orang ke orang melalui tangan orang yang terinfeksi.Penyakit
ini juga dapat ditularkan dari binatang kepada manusia.
B. TUJUAN
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Tabung reaksi
b. gelas ukur
c. Pipet ukur 10 ml
d. Petridish
e. Beacker glass
f. Tabung durham
g. Incubator
h. Autoclave
i. Lampu spiritus
j. Balp
k. Ose
2. Bahan :
a. Sampel makanan
b. Endo agar
c. Triple sugar iron agat ( TSIA)
d. Kliger iron agar (KIA)
e. Media gula-gula ( maltose, manit
sakrosa,laktosa,glukosa )
f. Aquadest
D. PROSEDUR KERJA
1. Hari I
a.
Timbang sampel sebanyak 5 gr.
b.
Diblender dengan air pepton pengencer sebanyak 45 ml .
c.
Pipet 1 ml sampel, masukkan ke dalam media pengaya /
penyubur (SSL).
d.
Inkubasikan dalam inkubator selama 1 x 24 jam dengan suhu
35-37˚C
2. Hari II
a.
Amati sampel yang telah diinkubasikan pada Hari I.
b. Karena sampel yang diperiksa
positif, dengan ciri-ciri terdapat gelembung gas pada tabung
c.
durham dan warna dari sampel keruh, tes dilanjutkan.
d.
Dari tabung yang positif pada media SSL, diambil 1-2 mata
ose.
e. Masukkan ke dalam media Endo Agar
Padat dengan cara dizig-zag,inkubasikan kembali
f. selama 1 x 24 jam dengan suhu
35-37˚C.
3. Hari III
a.
Amati sampel yang telah diinkubasikan pada Hari II.
b.
Karena sampel yang diperiksa pada Hari II positif, dengan
ciri-ciri terdapat warna merah rose pada media Endo Agar, tes dilanjutkan.
c.
Dari sampel yang positif pada media Endo Agar, diambil 1-2
mata ose koloni.
d.
Tanam pada media TSIA dan Media Gula-gula (Lactosa,
Sakarosa, Glukosa, Manit, Maltosa.
e.
Inkubasikan selama 1 x 24 jam dengan suhu 35-37˚C.
4. Hari IV
a.
Amati sampel yang diinkubasikan pada Hari III.
b.
Hasil yang didapatkan dari praktikum pada pembacaan hasil
hari terakhir adalah negatif Salmonella.
E. Hasil
Adapun hasil dari pemeriksaan salmonella pada sampel ikan bakar yang
telah dikelola praktikum kali ini adalah:
No
|
Hari/Media
|
Keterangan
|
1
|
Hari I (penanaman pada media SSL)
|
Penanaman
|
2
|
Hari II (penanaman pada media Endo
Agar Padat)
|
(+) positif media SSL, dengan ciri
: terdapat gelembung gas dan warna keruh pada tabung durham
|
3
|
Hari III (penanaman pada media
TSIA dan Media Gula-Gula)
|
(+) positif media Endo Agar Padat,
dengan ciri : terdapat warna merah rose pada Media Endo Agar.
|
4
|
Hari IV (pembacaan hasil akhir)
|
(-) negatif karena yang terdapat
pada media TSIA tidak ada warna dasar kuning pada bekas zig-zag kan, dan pada
tusukan dasar tidak berwarna hitam serta pada Media Gula-Gula semua positif
(+) AG / Asam Gas. Terdapat bakteri Enterobacter Aerogene, di lihat dari
table media gula-gula salmonella.
|
F.
ANALISA HASIL
Berdasarkan
hasil yang di dapatkan pada pemeriksaan Salmonella pada sampel Martabak dan Es
sirup warna pink pada hari ke II dan III positif(+) mengandung bakteri Enterobacter
aerogene. Di temukan bakteri ini pada media gula-gula pada media gula-gula dan
tidak adanya H2S. Enterobacter aerogene merupakan bakteri gram negative yang
berbentuk basal yang dapat memfermentasikan glukosa, laktosa, maltose, dan
manosa yang memiliki flagel, yang menginfeksi saluran pencernaan, saluran
kemih, maupun kemih maupun saluran pernafasan.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa di atas maka disimpulkan
pada hari II, III dan pada pemeriksaan menggunakan media gula-gula serta TSIA
hasilnya Martabak dan Es sirup warna pink tersebutpositif (+)Enterobacter
aerogene.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicationsandresources/pdf/publication-pdfs/diseases-and-conditions/7190/doh-7190-ind.pdf
Komentar
Posting Komentar