MAKALAH SIKLUS HIDROGI AIR, KOAGULASI DAN FLOKULASI, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELESTARIAN AIR
SIKLUS HIDROGI AIR, KOAGULASI DAN FLOKULASI, SERTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELESTARIAN AIR
Oleh
FATMAWATI RAHIM
PO.71.4.221.15.1.056
D-IV/ II B
KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas anugrah-NYA saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SIKLUS DAN FLOKULASI, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELESTARIAN AIR ” dengan tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab,
mengingat ini merupakan salah satu kriteria penilaian Guru terhadap siswa
khususnya dalam mata pelajaran kimia.
Adapun dalam penulisan makalah ini saya dihadapkan
dengan berbagai kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat teratasi
berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral, maupun materiil.
Oleh karena itu, ijinkan saya menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya saya
menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak” begitu pula saya selaku insan
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Olehnya saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Makassar,
10 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................. ii
BAB I. Pendahuluan
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan penelitian........................................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Siklus hidrologi air..................................................................................... 3
B. Koagilasi & Flokulasi................................................................................
6
C. Fakor-faktor yang mempengaruhi kkelestarian airt................................... 9
BAB III . PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan
yang dilaksanakan karena kemajuan IPTEK di Indonesia, telah berhasil
meningkatkan kesehatan bangsa. Namun di dalam keberhasilan tersebut terdapat
beberapa kendala. Salah satu diantaranya adalah kekurangan air bersih, yaitu
air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Ketersediaan air
bersih sejak dahulu sudah menjadi salah satu ciri kesejahteraan masyarakat.
Tanpa air bersih tidak mungkin terwujud masyarakat yang sehat. Air bersih
merupakan barang yang semakin penting juga langka, karena air bersih sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dan pelaksana industri. Sebaliknya karena
perkembangan IPTEK, mutu airpun dapat diperbaharui.
Air merupakan kebutuhan
pokok makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dan untuk
kelangsungan hidupnya, harus tersedia air dalam bentuk cair. Manusia dan
makhluk hidup lainnya yang tidak hidup dalam air, senantiasa mencari tempat
tinggal dekat air supaya mudah untuk mengambil air untuk keperluan hidupnya.
Ketersediaan air untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan masalah yang cukup pelik, baik pada
musim penghujan maupun musim kemarau, warga memperoleh air bersih dari mata air
yang dialirkan ke warung air, dan warga memperoleh dengan membeli air. Hal ini
karena kondisi fisik wilayahnya berupa perbukitan dengan batuan yang keras,
batu padas, sehingga tidak mudah bagi penduduk untuk membuat sumur. Air, tanah
dan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan (Rismunandar, 2001). Air
dari mata air mengandung Na, Mg, Ca, Fe, O2. Selain itu air sering kali
mengandung bakteri/ mikro organisme lainnya. Air yang mengandung bakteri/ mikro
organisme tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum, tetapi harus
direbus dahulu. Pada batas tertentu air minum diharapkan mengandung mineral
agar terasa segar pada waktu di minum.
Air bersih adalah air
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak terlebih dahulu
(DepKes RI, 2002). Menurut Totok (2004) peningkatan kuantitas air adalah syarat
kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang meningkat
pula kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk maksud seperti itu, tersebut
berbagai ekelembagaan di pedesaan telah mengelola sumber mata air dengan cara
dibuatkan bak penampungan air yang kemudian dialirkan kewarung air dan rumah
pelanggan.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui siklus hidrologi air.
2.
Mengetahui proses koagulasi.
3.
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pelestarian air.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIKLUS HIDROLOGI AIR
Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan
gerakan air di alam, meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan perubahannya
antara keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, di atas dan dibawah
permukaan tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan
penyimpanan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi. (Soemarto, 1986)
Setiap makhluk hidup di dunia ini sangat menggantungkan hidupnya
pada air. Manusia, selain untuk komsumsi sehari-hari, air digunakan untuk
keperluan pertanian, industri, dan sebagainya. Kemungkinan yang akan terjadi
menyangkut pengotoran hingga terjadinya pencemaran air sangat relative pada
saat perputaraan air berlangsung.
Pergerakan air (hidrologi) atau siklus air. Menggunakan awan
dan uap atmosfer sebagai titik awal, kelembaban mengembun di bawah kondisi yang
tepat untuk membentuk hujan, salju, hujan es, hujan es, es, kabut, atau embun.
Bagian dari curah hujan yang menguap saat jatuh; beberapa mencapai dedaunan
tumbuhan, tanah, dan permukaan lainnya. Kelembaban dicegat oleh permukaan
diuapkan kembali ke ranah atmosfer. Bagian dari air mencapai permukaan tanah ke sungai, danau,
rawa, atau lautan dari mana ia menguap; bagian infiltrat tanah dan merembes ke
bawah untuk mengisi cadangan air tanah, yang juga memasok danau, sungai, dan
lautan oleh aliran bawah tanah. Air tanah di tanah membantu untuk menyehatkan
vegetasi melalui sistem akar. Ini perjalanan sampai tanaman dan keluar sebagai
transpirasi dari struktur daun dan kemudian menguap ke atmosfer. Dalam gerakan
siklus nya,
air sementara ditahan oleh bumi, tanaman, dan hewan untuk mempertahankan hidup.
(Wiley John &
Son. 2003. Envronmental Engineering.
Hoboken, New Jersey).
Dalam daur
hidrologi, energi panas matahari menyebabkan terjadinya evaporasi dilaut
atau badan-badan air lainnya. Uap air tersebut akan terbawa oleh angin
melintasi daratan yang bergunubg maupun daratan, dan apabila keadaan atmosfer
memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan turun menjadi hujan.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah,
sebagian akan masuk dan terserap kedalam tanah ( infiltration). Sedangkan air
hujan yang tidak tererap kedalam tanah akan tertampung sementara, dalam
cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention). Untuk kemudian mengalir
diatas permukaan ketempat yang lebih rendah ( runoff), untuk selamanya masuk ke
sungai). Air infiltrasi akan tertahan oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan
membentuk kelembaban tanah, apabila kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka
air hujan yang baru masuk kedalam tanah akan bergerak secara lateral untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan
keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) dan akhirnya mengalir ke
sungai. Alternative lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah tersebut akan
bergerak vertical ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari tanah (
groundwater) air tanah tersebut terutama pada musim kemarau, akan mengalir
pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya. Tidak
semua air infiltrasi (air tanah ) mengalir ke sungai melainkan ada sebagian
tinggal dalam lapisan tanah bagian atas untuk kemudian diuapkan kembali ke
atmosfirmelalui permukaan tanah ( evaporation) dan melalui permukaan tajuk
vegetasi ( transpiration). (Ronny Muntu 2016)
SIKLUS HIDROLOGI AIR
Sumber: Environmental Engineering (
Fifth Edition), Jhon Willey &
Sons,INC.
Gambar 3-2 hidrologi atausiklus air. Lautan terdiri dari 317.000.000 ML3 air. Sembilan
puluh tujuh persen air bumi adalah air asin; 3 persen dari air tawar bumi
adalah air tanah, salju dan es, air tawar di darat, dan uap air di atmosfer; 85
persen air segar di es di kutub dan gletser. Jumlah curah hujan sama dengan
jumlah penguapan ditambah transpirasi. Curah hujan di atas tanah sama dengan
24.000 MI3 / tahun. Penguapan dari lautan sama 80.000 MI3 / tahun. Penguapan
dari danau, sungai, dan tanah dan transpirasi dari vegetasi yang sama 15.000
MI3.
B. KOAGULASI
DAN FLOKULASI
a. Koagulasi
Koagulasi adalah suatu mekanisme dimana
partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan dinetralkan, sehingga
muatan yang netral tersebut saling mendekat
dan menempel satu sama
lain, dan membentuk
mikro flok, Untuk menambah besarnya ukuran koloid dapat
dilakukan dengan jalan reaksi kimia diikuti dengan penggumpalan atau dengan
cara penyerapan.
Partikel koloid memiliki ukuran lebih kecil dari suatu
mikro akan menimbulkan sifat-sifat yang berbeda, karena kecilnya ukuran
partikel maka luas permukaan tiap satuan massa akan semakin besar.
b.
Flokulasi
Flokulasi dilakukan dalam bak yang diberi pengaduk
horizontal atau vertikal. Pengadukan ini berputar pelan yang tujuannya
memperbesar ukuran flok, tetapi juga mencegah jangan sampai terbentuk endapan.
Untuk memperbesar ukuran flok ini ditambahkan bahan-bahan pengental kedalam air
yang mengandung kekeruhan. Untuk membentuk kumpulan partikel yang mengendap ini
dilakukan pengadukan cepat selama 20-30 menit yang akan menyebabkan pertumbuhan
partikel kecil yang selanjutnya akan membentuk ukuran partikel yang lebih
besar.
`
Menambahkan koagulan seperti tawas (aluminium sulfat) untuk air
memungkinkan partikel untuk datang bersama-sama dan hasil dalam pembentukan
massa flocculent, atau flok,, yang melibatkan dan gumpalan mikroorganisme,
partikel tersuspensi, dan materi koloid, menghapus dan menarik bahan-bahan ini
dalam menyelesaikan keluar. Penghapusan 90 sampai 99 persen dari bakteri dan
virus dan lebih dari 90 persen dari protozoa dan fosfat dapat expected. Jumlah
mobil-organik bon dan prekursor THM
sekitar 80 persen dari warna dan kekeruhan hilang. koagulan yang umum digunakan, selain tawas,
adalah copperas (sulfat besi), sulfat besi, besi klorida, natrium aluminat,
bubuk kapur, bentonit, dan tanah liat. Natrium silikat dan Lytes polyelectro-,
termasuk polimer, juga digunakan pada waktu sebagai alat bantu koagulan untuk
meningkatkan koagulasi dan kekuatan flok, biasanya menghasilkan kurang lumpur
dan rendah dosis ical chem-. Penggunaan ozon sebagai microflocculant juga telah
menyebabkan kebutuhan untuk kurang tawas.
Untuk menyesuaikan reaksi kimia
(alkalinitas dan pH) untuk meningkatkan koagulasi kadang-kadang diperlukan untuk pertama kali
menambahkan soda abu, kapur, cepat-kapur, atau asam sulfat, pH yang baik berada pada pH 6,0-6,5. Pencampuran koagulan biasanya dilakukan
dalam dua langkah. Langkah pertama adalah campuran cepat dan yang kedua adalah campuran lambat, selama
flokulasi berlangsung. campuran cepat agitasi kekerasan
selama beberapa detik, tidak lebih dari 30 detik, dan dapat dicapai dengan
agitator mekanik, pompa impeller dan pipa fitting, baffle, hidrolik jump, Parshall flume, in-line mixer, atau cara
lain. campuran lambat dan flokulasi dicapai dengan cara baffle atau dayung
mixer mekanik untuk mempromosikan pembentukan flok dan memberikan penahanan setidaknya
30 menit dengan kecepatan aliran-melalui dari 0,5 sampai 1,5 fpm. Air flokulasi
kemudian mengalir ke cekungan menetap untuk memberikan retensi 4 untuk 6 jam, tingkat
limpahan sekitar 500 gpd / ft2, atau 20.000 gpd / ft panjang bendung. Kecepatan
melalui baskom tidak boleh melebihi 0,5 fpm. Air dingin memiliki viskositas
yang lebih tinggi daripada air hangat, maka tingkat partikel atau flok menetap
jauh lebih sedikit dalam air dingin; ini harus dipertimbangkan dalam desain
sebuah cekungan sedimentasi. Itu selalu disarankan bahwa pencampuran tank dan
menetap cekungan setidaknya dua jumlahnya untuk mengizinkan pembersihan dan
perbaikan tanpa benar-benar mengganggu pengolahan air.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penggumpalan
a. Pengaruh pH
pH adalah salah satu faktor yang menentukan pada proses
koagulasi. Pada koagulan ada daerah optimum, dimana kelarutan koagulan akan
terjadi dalam waktu yang singkat dengan dosis koagulan tertentu. Luasnya range
pH koagulan ini dipengaruhi oleh jenis-jenis konsentrasi koagulan yang dipakai.
Hal ini penting untuk menghindari adanya kelarutan koagulan. Untuk proses
koagulan pH yang terbaik adalah 7 (netral).
b. Pengaruh temperatur
Pada temperatur yang rendah reaksi lebih lambat dan
viskositas air menjadi lebih besar
sehingga flok lebih suka mengendap.
c.. Dosis koagulan
Air dengan turbidity yang tinggi memerlukan dosis
koagulan yang lebih banyak. Dosis koagulan
persatuan unit turbidity
rendah, akan lebih kecil dibandingkan dengan air yang
mempunyai turbidity yang tinggi, kemungkinan terjadinya tumpukan antara
partikel akan berkurang dan netralisasi muatan tidak sempurna, sehingga
mikroflok yang terbentuk hanya sedikit, akibatnya turbidity akan naik. Dosis
koagulan yang berlebihan akan menimbulkan efek samping pada partikel sehingga
turbidity akan naik.
d.
Pengadukan
Baiknya proses koagulasi juga ditentukan oleh
pengadukan. Pengadukan ini perlu agar tumpukan antara partikel untuk
netralisasi menjadi sempurna. Distribusi dalam air cukup baik dan merata, serta
masukan energi yang cukup untuk tumpukan antara partikel yang telah netral
sehingga terbentuk mikroflok. Dalam proses koagulasi ini pengadukan dilakukan
dengan cepat. Air yang memiliki turbidity rendah memerlukan pengadukan yang
lebih banyak dibandingkan dengan air yang mempunyai turbidity tinggi.
e.
Pengaruh Garam
Garam-garam ini dapat
mempengaruhi proses suatu penggumpalan. Pengaruh yang diberikan akan
berbeda-beda berdasarkan jenis garam (ion) dan konsentrasinya. Semakin besar
valensi ion akan semakin besar pengaruhnya terhadap koagulan. Penggumpalan
dengan garam Fe dan Al akan banyak dipengaruhi oleh anion dibandingkan dengan
kation. Jadi natrium, kalsium dan magnesium relatif tidak mempengaruhi.(Anonym,
1990)
C. FAKTRO-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PELESTARIAN AIR
Air harus dilestarikan. Melihat faktanya, bumi kita didominasi lapisan
air. Data National Geographic menyebutkan bahwa dari total air di Bumi, ada
97,5 persen adalah air asin. Sedangkan sisanya, 2,5 persen adalah air tawar.
2/3 dari air tawar tersebut terdiri atas lapisan es, gletser dan salju. Sisanya
barulah air permukaan dan air tanah. Air tanah yang digunakan untuk mencukupi
kebutuhan kita. Tentu saja air tanah itu harus tetap dipertahankan masa umurnya
di tanah agar bisa tetap menjadi cadangan air untuk kehidupan kita. Pada proses alamiahnya, air memiliki system
sirkulasi alami yang menjaga keberadaannya tetap lestari. Mulai dari air laut
yang mendominasi 97,5 air asin di laut, lalu berproses hingga kembali ke laut.
Sirkulasi air dari air laut, berputar melalui siklus awan, kondensasi menjadi
curah hujan lalu turun ke bumi meressap ke dalam tanah dan kembali ke laut.
Sirkulasi alami ini tak boleh putus. Air tak bertambah. Seberapa besar air yang
ada di dalam tanah dan ‘bertahan’ lebih lama adalah air yang bisa digunakan
untuk kebutuhan kita. Mencukupi di saat kemarau dan tak berlebih di saat hujan.
Prinsipnya adalah bagaimana kita melestarikan air dan tidak merusak system
sirkulasi alaminya. Tentu dengan mempertahankan habitat yang diperlukan oleh
air untuk tetap bertahan sebagai air tanah.
Lalu bagaimana cara pelestariannya? Apa peran dan fungsi
pelestarian air? Cara Pelestarian Air contohnya Waduk Pluit di Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Utara, telah berwajah baru, setelah pemerintah DKI Jakarta membenahinya. Waduk
yang dulunya dipenuhi oleh pemukiman liar. Rehabilitasi waduk bertujuan untuk
mengembalikan fungsi penggunaannya. kemampuan daya tampung terhadap peningkatan
debit air dilakukan. Pembersihan meningkatkan kualitas air yang sebelumnya
banyak tercemar dan terjadi pendangkalan. Langkah mengembalikan fungsi dan
sarana itu merupakan upaya untuk melestarikan air dengan fungsi menampung dan
mempertahankan air untuk kebutuhan. Lingkungan menjadi lebih hijau dengan
tanaman yang sengaja ditanam untuk mengikat air agar tidak langsung mengalir
menuju laut. Tanaman hijau itu juga sangat berfungsi menahan laju air agar
tidak membawa sedimen-sedimen yang akan membawa efek abrasi dan tentu juga
pendangkalan waduk.
Pelestarian air mengandung pengertian melindungi
sumber-sumber air. Sumber air kecuali adalah mata air, juga di sekitar kita
terkait sumur, danau, sungai dan lain-lain. Tentu air disini adalah air yang
berkualitas dan bisa digunakan untuk mencukupi segala kebutuhan kita.
Memanfaatkan air dengan benar adalah cara bijak dalam upaya melestarikan air.
Upaya itu dapat dilakukan dengan upaya-upaya dalam kegiatan keseharian kita di
rumah. Sebagai contoh kecil seperti:
·
Menampung air hujan untuk dimanfaatkan menyiram tanaman,
mencuci kendaraan.
·
Perangkat kamar mandi menggunakan shower, bukan berendam
ataupun bak mandi yang mengakibatkan banyak air yang terbuang. Dengan shower
air bisa digunakan sesuai keperluan mandi kita. Hemat. Catatan, bahwa membiarkan
air mengucur selama 4 menit akan membuang 20-40 galon air.
·
Memastikan pipa-pipa air maupun keran air tidak bocor.
Kebocoran membuat air banyak terbuang. Satu tetes air perdetik yang bocor
setahun akan terkumpul menjadi 2700 galon air per tahun.
·
Gunakan air minum dan es batu bekas untuk hewan maupun
pemeliharaan tanaman.
·
Tidak mencairkan bahan makanan beku menggunakan air, namun
cukup dengan mengeluakannya dari pendingin lebi awal.
·
Air bekas cucian buah-buahan, sayuran dapat ditampung dan
dipergunakan untuk kebutuhan menyiram tanaman.
Cara pelestarian air seperti itu bukan hanya dapat dilakukan
oleh warga, namun juga instansi-instansi swasta maupun pemerintahan. Hal ini
sebagai wujud tanggungjawab melestarikan air ada di pundak kita semua. Seperti
yang telah dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kemenpupera) RI, yang telah menciptakan sistem air daur ulang dalam upaya
melestarikan air. Melalui sistem daur ulang tersebut, air yang telah digunakan,
tidak dibuang percuma, namun digunakan untuk kebutuhan lain seperti mencuci
mobil, menyiram tanaman dan lain-lain. Peran Pelestarian Air Mengingat
pentingnya melestarikan ketersediaan air maka banyak hal bisa kita lakukan,
sebagai salah satu yang turut bertanggungjawab terhadap pelestarian air.
·
Hal yang dilakukan untuk melestarikan ketersediaan air yaitu, keseimbangan dalam penggunaan air perlu dipahami
oleh masyarakat.
·
Bahwa setelah air diambil, harus dipikirkan cara untuk
mengembalikannya. Langkah Konservasi air banyak dilakukan dengan berbagai cara.
·
Pengelolaan drainase yang benar.
·
Mempertahankan keberadaan lahan hijau / reboisasi yang sangat
membantu ketersediaan air. Artificial recharge, yakni memasukkan air di
permukaan tanah dengan teknik resapan buatan, seperti sumur resapan,
waduk-waduk ataupun biopori. Semakin banyak Artificial recharge maka akan
berdampak pada peningkatan permukaan air tanah dan meningkatkan cadangan air.
Fungsi Pelestarian Air Patut diketahui adalah bahwa
pemanfaatan air tanah adalah langkah kedua setelah pengelolaan air permukaan
dengan benar. Baik itu dari jumlah debit, pencegahan pencemaran, maupun
penggunaan air untuk kebutuhan air minum. Tentu pelestarian air dilakukan
adalah karena fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan warga akan air yang
berkualitas. Kualitas air yang memadai maka baru bisa difungsikan untuk
kebutuhan kita. Air sehat dan bersih. Air sehat dan bersih yang harus dijaga. Di
negeri Barat air publik saking terjaga dan diolah segi higienisnya, maka bisa
menjadi air minum. Bahkan tak perlu memasaknya. Nah, pentingnya menjaga air
dengan selalu bersih bisa dilakukan dengan beragam upaya, seperti menjaga
kebersihan lingkungan, meminimalkan ponggunaan bahan kimia. Jika membuang bahan
kimia mesti dengan benar, tidak membuangnya ke sungai. Memanfaatkan air dengan
bijak serta melakukan penanaman pohon.
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Hidrologi
adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam,
meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan perubahannya antara
keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, di atas dan dibawah permukaan
tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan
air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi. (Soemarto, 1986)
·
Koagulasi adalah suatu mekanisme dimana
partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan dinetralkan, sehingga
muatan yang netral tersebut saling mendekat
dan menempel satu sama
lain, dan membentuk
mikro flok, Untuk menambah besarnya ukuran koloid dapat
dilakukan dengan jalan reaksi kimia diikuti dengan penggumpalan atau dengan
cara penyerapan.
· Flokulasi
dilakukan dalam bak yang diberi pengaduk horizontal atau vertikal. Pengadukan
ini berputar pelan yang tujuannya memperbesar ukuran flok, tetapi juga mencegah
jangan sampai terbentuk endapan. Untuk memperbesar ukuran flok ini ditambahkan
bahan-bahan pengental kedalam air yang mengandung kekeruhan.
· Fungsi Pelestarian Air Patut diketahui adalah
bahwa pemanfaatan air tanah adalah langkah kedua setelah pengelolaan air
permukaan dengan benar. Baik itu dari jumlah debit, pencegahan pencemaran,
maupun penggunaan air untuk kebutuhan air minum.
B. Saran
Semoga pembaca dapat
memahami dan mengetahui tentang siklus hidrogi air, koagulasi dan flokulasi,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian air sehingga dapat di realisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Jhon Willey
& Sons.2003.Environmental Engineering ( Fifth Edition). Hoboken, New Jersey.
Departemen
Kesehatan RI.1995. Pelatihan Penyehatan
Air.
Ronny
Muntu.2016..Penyehatan Air. Politeknik
Kesehatan Jurusan Kesehatan lingkungan.Makassar.
Tri Juliana Permatasari. Dan. Erna
Apriliani.2003.Optimasi Penggunaa Koagulan
Dalam Proses Penjernihan Air.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26257/3/Chapter%20II.pdf.
e-journal.uajy.ac.id/1764/3/2TS12808.pdf.
kompasiana.”Menjaga
Kelestarian Air adalah Menjaga Kehidupan Kita”.30 April 2015.
http://www.kompasiana.com/rahab2/menjaga-kelestarian-air-adalah-menjaga-kehidupan-kita_554859b9547b61080f25245a
http://www.kompasiana.com/rahab2/menjaga-kelestarian-air-adalah-menjaga-kehidupan-kita_554859b9547b61080f25245a
Komentar
Posting Komentar