LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM-LOGAM BERAT PADA MAKANAN (ARSEN DAN SIANIDA)




LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM-LOGAM BERAT PADA MAKANAN



 


Oleh:
                                       FATMAWATI RAHIM
                                                                 PO.71.4.221.15.1.056
D-IV II B


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2017












PEMERIKSAAN ARSEN PADA UDANG



A.    DASAR TEORI
Arsen (As) merupakan bahan kimia yang bersifat metaloid beracun yang ada dalam berbagai bentuk organik dan anorganik di alam. Metaloid adalah kelompok unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam, sulit dibedakan dengan logam (Wikipedia, 2015). Di alam, bahan kimia ini terdapat di air, sedimen, dan biota (UNEP, 1988). Konsentrasinya di air berada sangat rendah. Dibandingkan dengan Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. daerah ini merupakan daerah yang terhubung dengan kegiatan pertambangan (Klumpp dan Peterson, 1979 dalam UNEP, 1988). Produksi dan penggunaan As di dalam kegiatan industri merupakan salah satu sumber pencemarannya di lingkungan. Industri-industri tersebut, antara lain, adalah industri pengolahan bijih logam, industri pestisida, industri pertambangan, industri pelapisan logam, dan proses penghilangan cat atau paint stripping (Istriani dan Pandebesie, 2014).
Goulden (1952) dalam Sukar (2003) mengemukakan bahwa salah satu industri tambang yang melakukan pembakaran batubara dan pelelehan logam merupakan sumber utama pencemaran As di udara. Studi di inggris menunjukan bahwa kadar rata-rata tahunan bahan kimia ini di daerah perkotaan sebagai total suspended particulate (TSP) berkisar antara 0,04 Āµg/m3 dan 0,14 Āµg/m3. Arsen juga digunakan dalam berbagai keperluan, misalnya treatment penyakit syphilis (Rompas et al., 2009), di bidang pertanian untuk pestisida (Garelick dan Jones, 2008; WHO, 1996; WHO, 2012).
Kontaminasi As di lingkungan perairan laut memberikan dampak yang merugikan, terutama di daerah di mana kegiatan industri yang membuang limbahnya yang mengandung As jenis arsenous oxide/arsenite yang secara akut dan kronis beracun terhadap kehidupan perairan laut (UNEP, 1988). Selanjutnya, karena senyawa As dalam jumlah yang signifikan ditemukan pada organisme perairan laut; hal ini menimbulkan tanda tanya mengenai risikonya terhadap manusia manakala mengkonsumsi makanan dari laut.

B.  TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi arsen pada makanan.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang mengandung arsen.

C.  ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Mortal dan pestle
b.      Gelas ukur
c.       Erlenmeyer
d.      Timbangan
e.       Arsenic test

2.      Bahan
a.       Udang mentah
b.      Reagen As1
c.       Reagen As2
d.      Aquades

D.  PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.    Timbang sampel sebanyak 25 gram
2.    Haluskan sampel menggunakan Mortal dan pestle
3.    Masukkan sampel yang telah halus ke dalam gelas ukur
4.    Masukkan aquades sebanyak 50 ml ke gelas ukur, aduk agar homogen
5.    Setelah itu masukkan sampel kedalam tabung sebanyak 5 ml
6.    Tambahkan As 1 satu sendok kemudian goyangkan
7.    Tambahkan As 2 satu sendok kemudian goyangkan
8.  Buka tempat test strip bewarna hitam (flip) yang menyatu pada pada tutup tabung reaksi lalu masukkan sampel segera masukkan test strip kedalam tempat tersebut, lalu tutup.
9.   Tunggu selama 20 menit, lalu bandingkan dengan indikator warna pada tabung test strip.

E.     HASIL
Pemeriksaan Arsen pada udang
1.    Sampel                         : Udang
2.    Jenis pemeriksaan        : Arsen
3.    Tanggal                        : 4 April 2017
4.    Waktu                          : 09:30 WITA
5.    Tempat                        : Pasar Pabaeng-baeng
Pada pemeriksaan yang sudah dilakukan di Lab Kimia Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar, hasilnya 0 tidak di dapatkan arsen pada udang.

F.      ANALISA HASIL
Dari praktikum yang dilakukan pemeriksaan Arsen pada udang menggunakan test kit dimana fungsi test kit ini untuk uji kualitatif keberadaan Arsen, bahan di tumbuk halus dan di campur dengan aquades sehingga homogen mempermudah dalam pemeriksaan arsen. Fungsi reagen sendiri yaitu digunakan pengujian dan menganalisis bahan kimia, penggunakan test trip untuk membandingkan pada indikator warna pada tabung test trip sehingga di ketahui kadar arsen pada makanan.

G.      KESIMPULAN
Pada pemeriksaan yang sudah dilakukan di Lab Kimia Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar, hasilnya 0 tidak di dapatkan arsen pada udang. Berdasarkan  keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut kadar maksimum arsen yang diperbolehkan adalah 0,012 mg/l, jadi sampel udang yang di periksa aman untuk di komsumsi.







 PEMERIKSAAN SIANIDA PADA SINGKONG GORENG



A.    DASAR TEORI
Sianida terdiri dari banyak senyawa dengan berbagai tingkat kompleksitas kimia dan toksisitas, kesemuanya mengandung gugus CN, saat manusia dihadapkan dalam gas, cair, dan bentuk padat dari berbagai sumber alam dan antropogenik. Setiap hari, orang dapat terkena sianida tingkat rendah yang berasal dari makanan, merokok dan sumber-sumber lain. Orang dapat terkena sianida yang mematikan yang berasal dari kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan. Menghirup gas sianida, terutama di ruang tertutup, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung sianida juga dapat berpengaruh serius terhadap kesehatan.
Selama ribuan tahun, sianida telah digunakan sebagai racun. Sejak zaman Mesir kuno, beberapa tanaman mengandung derivat sianida, seperti kacang almond pahit, biji ceri, biji buah persik, dan singkong, telah digunakan sebagai racun mematikan (Sykes, 1981). Biji buah persik digunakan dalam eksekusi peradilan oleh orang Mesir kuno yang dipajang di Museum Louvre, Paris, dan papirus Mesir mengacu pada "hukuman persik." Bangsa Romawi menggunakan biji ceri sebagai metode eksekusi (juga dikenal sebagai "kematian ceri"). Untuk pertama kalinya sianida diproduksi secara terang-terangan dengan bertujuan untuk membunuh selama Perang Dunia I, pada akhir tahun 1915 dan awal tahun 1916 (Baskin et al., 2008).

B.     TUJUAN
3.      Mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi sianida pada makanan.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang mengandung sianida.

C.       ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a.       Mortal dan pestle
b.      Gelas ukur
c.       Erlenmeyer
d.      Timbangan
e.       Sianida test

2.  Bahan
a.      Singkong goreng
b.      Reagen CN-1A, C-N2A, CN-3A
c.       Aquades

D.      PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.      Timbang sampel sebanyak 25 gram
2.      Haluskan sampel menggunakan Mortal dan pestle
3.      Masukkan sampel yang telah halus ke dalam gelas ukur
4.      Masukkan aquades sebanyak 50 ml ke gelas ukur, aduk agar homogen
5.      Setelah itu masukkan sampel kedalam tabung sebanyak 5 ml
6.      Tambahkan CN-1A1 satu sendok kemudian goyangkan
7.      Tambahkan CN-2A satu sendok kemudian goyangkan
8.      Tambahkan CN-3A 3 tetes kemudian goyangkan lalu tutup tabung
9.      Masukkan blanko dan sampel ke dalam sianida test tunggu sampai 5 menit
10.  Bandingkan sampel pada warna pada sianida test

E.     HASIL
Pemeriksaan Sianida pada Singkong goreng
6.    Sampel                         : Singkong goreng
7.    Jenis pemeriksaan        : Sianida
8.    Tanggal                        : 4 April 2017
9.    Waktu                           : 09:30 WITA
10.  Tempat                         : Samping kanal (depan pasar pabaeng baeng).

Pada pemeriksaan yang sudah dilakukan di Lab Kimia Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar, hasilnya 0 tidak di dapatkan Sianida pada singkong goreng


F.      ANALISA HASIL
Dari praktikum yang dilakukan pemeriksaan Sianida pada singkong goreng menggunakan test kit dimana fungsi test kit ini untuk uji kualitatif keberadaan Sianida, bahan di tumbuk halus dan di campur dengan aquades sehingga homogen mempermudah dalam pemeriksaan Sianida. Fungsi reagen sendiri yaitu digunakan pengujian dan menganalisis bahan kimia, penggunakan sianida test untuk membandingkan indikator warna pada balnko dan sampel dengan sehingga di ketahui kadar arsen pada makanan.

G.   KESIMPULAN
Pada pemeriksaan yang sudah dilakukan di Lab Kimia Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar, hasilnya 0 tidak di dapatkan Sianida pada ubi goreng. Dalam SNI batas maksimal sianida dalam produk pangan adalah 1 ppm atau sama dengan 1 mg/l.  jadi sampel singkong goreng yang di periksa aman untuk di komsumsi.







LAMPIRAN GAMBAR PRAKTIKUM PEMERIKSAAN ARSEN DAN SIANIDA











 









DAFTAR PUSTAKA








Komentar

  1. Postingan yg bermanfaatšŸ˜Š

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. makasih postigannya sangat bermanfaat��

    BalasHapus
  4. Analisa hasil terkait sumber sampel udang dengan pencemaran air laut.Jenis industri apa saja yg diduga mencemari udang pada sampel yg diperiksa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya bu, jenis industri yang diduga mencemari udang sehingga teridentifikasi mengandung logam berat, yaitu bisa industri tekstil, industri peleburan logam, industri pestisida, pabrik pembuatan pigmen, dan industri keramik, di mana limbah hasil industrinya di buang di sungai tampa di olah terlebih dahulu,limbah industri yang dibuang di sungai akan menuju ke laut sehingga biota laut seperti udang dapat tercemar arsen bahkan biota di sungai ikut tercemar, atau letak industri berada dekat dengan area laut sehingga membuang limbahnya langsung ke laut tanpa pengolahan, dengan demikian, udang di laut tersebut banyak tercemar oleh logam berat,terutama tekontaminasi arsen karena industri yang di jelaskan di atas merupakan industti yang memaparkan/menimbulkan arsen.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer